Penentuan
struktur dan hubungan struktur dengan kereaktifan pada terpenoid
Senyawa terpen, pada awalnya merupakan
suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan H, dengan
perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C5H8 (unit
isoprena), yang bergabung secara heat to tail (kepala ekor). Oleh sebab itu
senyawa terpen lazim disebut isoprenoid. Terpen dapat mengandung dua, tiga atau
lebih suatu isoprena. Molekul-molekulnya dapat berupa rantai terbuka atau
siklik. Mereka dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil
atau gugus fungsional lain. Struktur mirip yang mengandung unsur-unsur lain
disamping C dan H disebut terpenoid. Dewasa ini baik terpen maupun terpenoid
dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid).
Terpena dapat mengandung dua, tiga atau
lebih satuan isoprena. Molekul-molekulnya dapat berupa rankai-terbuka atau
siklik
Berdasarkan jumlah unit isoprena yang
dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi atas:
1.
Monoterpen ( dua unit
isoprena)
2.
Seskiterpen ( tiga
unit isoprena)
3.
Diterpen ( empat unit
isoprena)
4.
Tritcrpena ( lima unit
isoprena)
5.
Tetraterpen ( delapan
unit isoprena)
6.
Politerpena ( banyak
unit isoprena)
Monoterpen dan seskiterpen adalah
komponen utama minyak esensial (minyak atsiri) yang dapat diperoleh dengan
penyulingan. Vitamin A adalah suatu diterpenoid, skualena (terdapat dalam ragi,
kecambah gandum, dan minyak hati ikan, karoten-karoten pigmen merah dan kuning
tergolong tetraterpen, lateks (karet alam) adalah politerpen.
Klasifikasi biasanya tergantung pada nilai n.
Nama
|
Rumus
|
Sumber
|
Monoterpen
|
C10H16
|
Minyak Atsiri
|
Seskuiterpen
|
C15H24
|
Minyak Atsiri
|
Diterpen
|
C20H32
|
Resin Pinus
|
Triterpen
|
C30H48
|
Saponin, Damar
|
Tetraterpen
|
C40H64
|
Pigmen, Karoten
|
Politerpen
|
(C5H8)n
n 8
|
Karet Alam
|
Dari rumus di atas sebagian besar terpenoid mengandung
atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima. Penyelidikan selanjutnya
menunjukan pula bahwa sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang
dibangun oleh dua atau lebih unit C5 yang disebut unit isopren.
Unit C5 ini dinamakan demikian karena kerangka karbonnya seperti
senyawa isopren. Wallach (1887) mengatakan bahwa struktur rangka
terpenoid dibangun oleh dua atau lebih molekul isopren. Pendapat ini
dikenal dengan “hukum isopren”.
Ingold (1925) mengatakan pula bahwa isopren unit yang
terdapat di alam masing-masing bergabung dengan ikatan “head to tail”
yang bahagian ujung suatu molekul berikatan dengan bagian kepala molekul
isopren lainnya.
Monoterpenoid
Monoterpenoid merupakan senyawa “essence” dan memiliki bau yang spesifik yang dibangun oleh 2 unit isoppren atau dengan jumlah atom karbon 10. Struktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik. Monoterpenoid mempunyai kerangka karbon yang banayak variasinya. Oleh karena itu penetapan struktur merupakan salah satu bagian yang penting. Penetapan struktur monoterpenoid mengikuti suatu sistematika tertentu yang dimulai dengan penetapan jenis kerangka karbon. Jenis kerangka karbon suatu monoterpen monosiklik antara lain dapat ditetapkan oleh reaksi dehidrogenasi menjadi suatu senyawa aromatik (aromatisasi).
Monoterpenoid merupakan senyawa “essence” dan memiliki bau yang spesifik yang dibangun oleh 2 unit isoppren atau dengan jumlah atom karbon 10. Struktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik. Monoterpenoid mempunyai kerangka karbon yang banayak variasinya. Oleh karena itu penetapan struktur merupakan salah satu bagian yang penting. Penetapan struktur monoterpenoid mengikuti suatu sistematika tertentu yang dimulai dengan penetapan jenis kerangka karbon. Jenis kerangka karbon suatu monoterpen monosiklik antara lain dapat ditetapkan oleh reaksi dehidrogenasi menjadi suatu senyawa aromatik (aromatisasi).
monoterpenoid mempunyai kerangka karbon yang banayak
variasinya. Oleh karena itu penetapan struktur merupakan salah satu bagian yang
penting. Penetapan struktur monoterpenoid mengikuti suatu sistematika tertentu
yang dimulai dengan penetapan jenis kerangka karbon. Jenis kerangka karbon
suatu monoterpen monosiklik antara lain dapat ditetapkan oleh reaksi
dehidrogenasi menjadi suatu senyawa aromatik (aromatisasi).
Penetapan struktur selanjutnya ialah menetukan letak
atau posisi gugus fungsi dari senyawa yang bersangkutan didalam kerangka karbon
tersebut. Posisi gugus fungsi dapat diketahui berdasarkan penguraian oksidatif.
Cara lain adalah mengubah senyawa yang bersangkutan oleh reaksi-reaksi tertentu
menjadi senyawa lain yang telah diketahui strukturnya. Dengan kata lain saling
mengaitkan gugus fungsi senyawa lain yang mempunyai kerangka karbon yang sama.
Pembuktian struktur sutau senyawa akhirnya didukung oleh sintesa senyawa yang
bersangkutan dari sutau senyawa yang diketahui strukturnya.
Diterpenoid
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik. Senyawa ini dapat ditemukan pada resin pinus, dan beberapa hewan laut seperti Chromodoris luteorosea dari golongan molusca, alga coklat seperti Sargassum duplicatum serta dari golongan Coelenterata. Tata nama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial.
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik. Senyawa ini dapat ditemukan pada resin pinus, dan beberapa hewan laut seperti Chromodoris luteorosea dari golongan molusca, alga coklat seperti Sargassum duplicatum serta dari golongan Coelenterata. Tata nama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial.
Triterpenoid
Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang
bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi
pada siklik tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan
penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam penentuan substituen
pada masing-masing atom karbon.
Tetraterpenoid
Merupakan senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40. Rumus molekul tetraterpenoid adalah C40H64. Terdiri dari 8 unit isoprene. Sedangkan biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol. Tetraterpenoid lebih dikenal dengan nama karotenoid. Terdiri dari urutan panjang ikatan rangkap terkonjugasi sehingga memberikan warna kuning, oranye dan merah
Merupakan senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40. Rumus molekul tetraterpenoid adalah C40H64. Terdiri dari 8 unit isoprene. Sedangkan biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol. Tetraterpenoid lebih dikenal dengan nama karotenoid. Terdiri dari urutan panjang ikatan rangkap terkonjugasi sehingga memberikan warna kuning, oranye dan merah
Polyterpenoid
Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)dan dari konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet. Plyterpenoid merupakan senyawa penghasil karet.
Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)dan dari konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet. Plyterpenoid merupakan senyawa penghasil karet.
Permasalahannya adalah pada materi diatas
dikatakan bahwa pada senyawa Monoterpenoid, Jenis kerangka karbon suatu monoterpen monosiklik
antara lain dapat ditetapkan oleh reaksi dehidrogenasi menjadi suatu senyawa
aromatik (aromatisasi).
Yang ingin saya tanyakan bagaimana proses terbentuknya kerangka senyawa aromatik dari monoterpenoid oleh reaksi dehidrogenasi ?
Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda, menurut literature yang saya baca penentuan kerangka senyawa aromatic dari monoterpenoid oleh reaksi dehidrogenasi dapat dilakukan dengan memperhatikan kerangka karbon dari suatu monotepren monosikliknya, selain lampiran linier, unit isoprene dapat membentuk koneksi untuk membentuk cincin. Ukuran cincin yang paling umum dalam monoteprene adalah cincin beranggota enam, contohnya siklisasi profosfat geranyl untuk mebentuk limonene.
BalasHapusUntuk saat ini, hanya itu yang dapat saya sampaikan untuk selanjutnya jika ada informasi lebih lanjut mengenai permasalahan anda, akan saya sampaikan kembali, terimakasih, semoga bermanfaat.