Bioaktivitas Alkaloid
Setiap dari masing masing golongan alkaloid memiliki
bioaktifitas sendiri-sendiri. Untuk mengenal lebih jauh maka di bawah ini akan
dipaparkan secara singkat dan jelas bioaktifitas dari masing-masing alkaloid
secara lebih jauh.
1.Bioaktifitas
Golongan Piridin
Secara
luas piridin digunakan sebagai pelarut. Piridin bersifat polar tetapi aprotik.
Piridine larut dalam sebagian besar larutan termasuk heksan dan air. Piridin
yang terdestilasi yang disebut dengan piridin-d5 adalah pelarut yang
sesuai untuk 1H NMR spektroskopi.
2.Piperin
Piperin
ditemukan pada CYP3A4 dan P-glycoprotein, enzyme yang penting pada metabolisme
dan transport dari xenobiotik dan metabolit. Pada penelitian pada hewan piperin
juga inhibitor enzym yang lain pada proses metabolisme tubuh. Dengan menjadi
inhibitor maka piperin meningkatkan bioavailabilitas dari beberapa komponen
misalnya pada kurkumin.
Piperin
juga ditemukan dapat menstimulasi proses pigmentasi pada kulit. Berdasarkan
pada efeknya pada metabolisme obat, piperin harus diberikan secara hati-hati
pada proses medikasi.
3.
Trigonelin
Trigonelin
biasanya terdapat pada kopi yang dapat mencegah mutasi bakteri Streptococcos
melekat pada gigi.
4.
Pilokarpin
Pilokarpin
digunakan dalam terapi open-angle glaucoma dan angle-closure glaukoma akut yang
lebih dari 100 tahun. Efek kerja dari pilokarpin terjadi pada Muskarinik
Reseptor M3 yang ditemukan pada otot iris mata yang bisa menyebabkan mata berkontraksi
dan terjadilah miosis. Hal ini menyebabkan terbukanya lbang mata dan
meningkatkan ketegangan pada otot mata. Proses inilah yang menyebabkan aqueous
humor keluar dari mata untuk menurunkan tegangan intraokular.
Pilokarpin
juga digunakan untuk mengobati mulut kering ( xerostomia) misalnya akibat dari
terapi radiasi pada kanker kepala dan leher. Pilocarpin dapat menstimulasi
sekresi air liur. Pilokarpin juga dapat digunakan untuk menstimulasi kelenjar
keringat pada uji keringat saat mengukur konsentrasi dari kloride dan
natrium yang terekskresi melalui keringat yang digunakan untuk mendiagnosa
cystic fibrosis (CF).
5.
Sistin
Sistin
adalah reseptor agonis nikotinik asetilkolin dan sebagai pengobatan terhadap
preparasi farmasetik dalam upaya pengobatan untuk pecandu nikotin. Derifatif
dari sistin yaitu vareniklin telah dikembangkan sebagai obat penghenti merokok.
Tanaman
yang mengandung sistin memiliki efek positif diantaranya adalah rendah toksik
tetapi juga memilki efek samping yaitu mual, muntah, sakit hati, sakit kepala
dan pada dosis tingg menyebabkan kematian akibat dari kegagalan pernapasan.
6.
Nikotin
Nikotin
bisa digunakan sebagai salah satu terapi pengobatan bagi pecandu rokok. Untuk
mengkontrol penggunaan nikorin sebagai pengobatan pada pasien biasanya nikotin
diberikan dalam bentuk permen, patch, tablet hisap atau semprot hidung.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nikotin juga bisa digunakan sebagai salah
satu pengobatan terhadap epilepsi.
Nikotin
dan metabolitnya sedang diteliti kemampuannya sebagai terapi untuk penyakit
kejiwaan misalnya ADHD, Schizophrenia dan penyakit Parkinson. Penderita
Schizophrenia bisa merokok dua sampai tiga kali lebih sering dari perokok tanpa
gangguan mental, hal ini merupakan bentuk swa-medikasi untuk meningkatkan
perhatian dan meningkatkan daya ingatnya.
2.
Bioaktifitas Golongan Tropan
2.1
Atropin
Secara
umum atropin memanjangkan dan memendekan seluruh aktifitas dari otot dan
kelenjar yang diregulasi oleh sistem saraf parasimpatik. Ini terjadi karena atropin
merupakan antagonis kompetitif dari reseptor muskarinik asetilkolin.
Atropin
secara topikal digunakan sebagai sikloplegik dan sebagai midriatik untuk
dilatasi pada pupil. Atropin menyebabkan midriasis dengan jalan membloking
kontraksi dari otot spingter pupil. Atropin kontraindikasi dengan pasien
glaukoma sempit.Atropin bisa digunakan pada pasien yang memilki trauma yang
besar.
Injeksi
Atropin biasa digunakan pada terapi bradikardi, asistol dan PEA pada penderita
penyakit jantung. Hal ini terjadi karena adanya reaksi dari syaraf vagus dari
sistem parasimpatik pada jantung yang akhirnya menurunkan tekanan.
Atropin
merangsang keluarnya air liur, keringat dan mukosa kelenjar. Hal ini sangat
berguna pada terapi hipertiroid dan dapat mencegah kematian pada pasien.
Atropin juga digunakan sebagai antidotum pada SLUDGE ( Salivation, Lacrimation,
Urination, Diaphoresis, Gastrointestinal motility, Emesis) penyakit yang
disebakan karena keracunan organophospat. Atropin juga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi
efek dari asetilkolin.
2.2
Kokain
Kokain
merupakan stimulan dari sistem syaraf pusat dan penurun nafsu makan. Secara
spesifik merupakan dopamin reuptake inhibitor, noradrenalin reuptake inhibitor
dan sekaligus serotonin reuptake inhibitor. Karena proses kerjanya yang
mempengaruhi mesolimbic reward pathway maka kokain bersifat adktif. Meskipun
demikian kokain juga sering digunakan sebgai anestesi secara topikal, meskipun
pada anak-anak, biasanya terutama pada operasi mata, hidung dan tenggorokan.
2.3
Ecgonin
2.4
Scopolamin
Scopolamin
memiliki tiga kegunaan primer: terapi pada mual dan penyakit motion, terapi
pada kejang di saluran pencernaan dan untuk penyakit pada mata. Kegunaannya
secara umum adalah untuk depresan dan mengobati penyakit mata. Scopolamin
jarang digunakan sebagai praanestesi dan tidak pernah digunakan dalam terapi
penyakit Parkinson. Scopolamin juga digunakan sebagai bahan tambahan pada
analgesik narkotik seperti pada obat tidur yang mengandung morfin dan
scopolamin.
3.
Bioaktifitas Golongan Quinolin
3.1
Quinin
Quinin
sangat efektif untuk pengobatan pada malaria yang disebabkan oleh Plasmodium
falciparum.
3.2
Quinidine
Quinidin
memilki efek utama sebagai antiaritmik, dengan cara memblokade masuknya natrium
pada sel. Hal ini menyatakan jika detak jantung meningkat maka blokade dari ion
natrium menurun. Quinidin juga memilki efek pada chanel ion pada aktifitas
cardiac, dengan cara memperpanjang interval QT pada permukaan ECG.
3.3
Strychnin
Strichnin
memiliki efek sebagai bloker atau antagonis pada inhibitor atau
strichnin-sensitif yakni reseptor glysin. Meskipun Strichnin terkenal sangat
beracun tetapi pada dosis yang kecil bisa digunakan sebagai stimulan, laxantif
dan sebagai terapi pada beberapa sakit perut. Strichnin juga bisa berfungsi
sebagai pestisida pada hewan pengerat.
3.4
Brucin
Pada
kegiatan medis brucin digunakan sebagai pengatur tekanan darah dan untuk
mengatasi beberapa penyakit jantung.
3.5
Veratrin
Veratrin
digunakan sebgai salep pada terapi neuralgia dan sakit rematik.
4.
Bioaktifitas Golongan Isoquinolin
Isoquinolin
bisa digunakan untuk berbagai macam fungsi diantaranya adalah anastetik,
antihipertensi seperti quinapril, quinaprilat dan debrisoquine, sebagai
antifungal, disinfektan, vasodilator seperti papaverin.
4.1
Codein
Codein
bisa dimanfaatkan sebagai obat batuk dengan dosis rendah, juga bisa untuk
diarrhea da untuk beberapa sakit kepala. Terkadang dipasaran codein dipasarkan
dengan campuran kombinasi menggunakan acetaminophen seperti codamol, paracod,
panadeine ataupun juga dikombinasikan dengan analgesik misalnya aspirin seperti
co-codaprin ataupun dengan NSAID ibuprofen seperti Nuferon plus dan lain
sebagainya. Kombinasi tersebut menghasilkan efek synergis obat yang baik.
4.2
Morphine
Morfin merupakan
narkotika yang dapat berfungsi sebagai agonis reseptor opioid fenantren. Pada
klinis, morfine memiliki efek farmakologi pada sistem syaraf pusat. Morfin
merupakan narkotik rapi-action dan sangat kuat sebagai reseptor ยต-opioid
sehingga menyebabkan efek sedasi, euphoria, penurunan fisik dan depresi
pernapasan. Morfin juga merupakan ?-opioid dan ?- opioid agonis reseptor,
?-opioid bekerja pada spinal analgesia yang menyebabkan efek miosis dan
psycomimetic.
Seperti
pada obat loperamide, morphine bekerja pada pleksus myenterikus pada saluran
pencernaan, mengurangi motilitas usus yang dapat menyebabkan konstipasi.
4.3
Papaverin
Papaverin
digunakan untuk pengobatan pada paisen yang mengalami kejang pada saluran
pencernaan, saluran kemih dan ureter dan juga digunakan sebgai vasodilator otak
dan pada serangan jantung dalam perdarahan dan operasi coronary artery bypass.
Papaverin juga bisa digunakan sebagai relaksan otot polos pada operasi
kecil dimana dilakukan pada pembuluh darah kapiler.
4.4
Sanguinerin
4.5
Emetin
Emetin
berfungsi sebagai anti amoebic. Meskipun penggunaan emetin menyebabkan mual
tapi efek anti amoebicnya lebih efektif dari pada akar ipekak. Emetin tidak
dapat diabsorbsi dalam tubuh secara per oral.
Meskipun
memiliki sifat poten menjadi anti-protozoa, emetin juga bersifat mudah
menggangu kontraksi otot bahkan menyebabkan kegagalan jantung pada beberapa
kasus medis.
5
Bioaktifitas Golongan Phenetylamin
Pada otak
manusia 2-phenethylamine dipercaya memiliki fungsi sebagai neuromodulator atau
neurotransmiter. Diperkirakan phenethylamine dari makanan memiliki efek
psychoactive pada jumlah tertentu.
5.1
Mescalin
Mescalin
sangat efektif bila digunakan sebagai obat diare. Tapi pada penggunaan dengan
dosis yang tidak tepat maka mescalin bisa menyebabkan halusinasi.
5.2
Ephedrin
Secara
luas ephedrin digunakan sebgai topikal decongestan dan sebagai bronkodilator
pada terapi asma.
5.3
Dopamine
Levedopa
merupakan precursor dopamin yang digunakan pada terapi penyakit Parkinson dan
dopa-responsive yaitu distonia. Dopamin juga bisa berfungsi sebagai oksidator
sehingga mencegah cepat busuk atau rusaknya sayran dan buah.
5.4
Amphetamin
Amphetamin
bisa digunakan dalam proses terapi pada ADD, ADHD, narcolepsy, treatment-resistant
depression. Tetapi juga memiliki beberapa kontraindikasi yaitu pada CNS
stimulant, Glaucoma, MAOI.
Amphetamin
telah terbukti dapat masuk ke dalam saluran ASI ibu. Karena hal ini selam ibu
menyusui dilarang mengkonsumsi amphetamin.
6 Bioaktifitas
Golongan Indol
6.1
Tryptamin
Triptamine
memiliki fungsi sebagai pestisida pada tanaman.
6.2
Ergolin
Ergolin
merupakan salah satu drug of choice yang bisa digunakan dalam pengobatan
penyakit parkinson.
7
Bioaktifitas Golongan Purin
Selain sebagai
bagian drai DNA dan RNA secar biokimia purin juga merupakan komponen pembentuk
biomolekul penting seperti ATP,ADP, siklik AMP, NADH dan koenzyme A. Purin
tidak tersedia dari alam tetapi dapat diproduksi oleh sistesis organic.
7.1
Xanthin
Derivatif
dari xantin biasanya berfungsi sebagai stimulant dan sebagai bronchodilator
pada terapi asma. Derivatif xantin yang termetilasi meliputi kafein,
paraxantin, theophyllin dan theobromin memiliki efek sebagai inhibitor
phosphodiesterase dan antagonis adenosine. Xantin juga ditemukan secara luas
sebagai bagian dari asam nukleat.
7.2
Caffein
Pada
manusia kafein merupakan stimulant dari system syaraf pusat. Sedangkan pada
hewan kafein merupakan pestisida alam yang dapat memparalisis dan membunuh
serangga tertentu dalam maksud mempertahankan diri.
Kafein
merupakan stimulant sistem saraf psat sekaligus sebagai stimulant metabolit dan
digunakan secara berkala untuk mengurangi keletihan fisik dan memperbaiki
kesiagapan ketika kelelahan dan rasa mengantuk keluar.
7.3
Theobromin
Theobromin
digunakan dalam pengobatan pada udema, serangan angine syphilitic dan
degenerative angina. Theobromin bisa digunakan sebagai terapi pada
arteriosclerosis, penyakit pada pembuluh darah, angina pectoris dan
hipertension.
Theobromine
digunakan sebagai vasodilator dan heart stimulant.
7.4
Theophyllin
Theophyllin
biasa digunakan sebagai terapi penyakit obstructive kronik pada pernapasan,
kronik obstructive penyakit paru-paru, asma bronchial, infant apnea. Secara
keseluruhan theophyllin memiliki efek sebgai berikut, merelaksai otot
bronchial, meningkatkan kontraksi dan efisiensy dari jantung, meningkatkan
tekanan darah, merupakan efek anti-inflamasi, dan meningkatkan peredaran darah
ke ginjal.
8
Bioaktifitas Golongan Pyrrolidine
Kerja
dari sekelompok alkaloid ini menghalangi aktivitas saraf parasimpatis (pada
bagian kecil dari spinal cord dan batang otak terjadi stimulasi sekresi
pencernaan, melawan efek fisiologi system saraf simpatis, pupil konstriksi,
detak jantung menjadi lambat, dan dilatasi pembuluh darah). Sepintas lalu,
alkaloid pyrrolidine juga termasuk ‘truth medication’ scopolamine (juga
diketahui sebagai hyoscine) dan kokain.
Kopi
terkenal akan kandungan kafeinnya yang tinggi.[20]
Kafein sendiri merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder
golongan alkaloid
dari tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit.[21]
Berbagai efek kesehatan dari kopi pada umumnya terkait dengan aktivitas kafein
di dalam tubuh.[ Peranan utama kafein ini di dalam
tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap
terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi.[22]
Efeknya ini biasanya baru akan terlihat beberapa jam kemudian setelah
mengonsumsi kopi.[21]
Kafein tidak hanya dapat ditemukan pada tanaman kopi, tetapi juga terdapat pada
daun teh dan biji cokelat.[21][19]
Struktur molekul kafein.
|
|
Kandungan kafein
dalam berbagai sumber minuman
|
|
Sumber
|
Kandungan
Kafein
|
Secangkir kopi
|
85
mg
|
Secangkir teh
|
35
mg
|
Minuman
berkarbonasi
|
35
mg
|
Minuman berenergi
|
50
mg
|
Jenis
Kopi
|
Kadar
|
Kopi instan
|
2,8
- 5,0%
|
Kopi moka
|
1,00%
|
Kopi robusta
|
1,48%
|
Kopi arabika
|
1.10 %
|
Batas
aman konsumsi kafein yang masuk ke dalam tubuh perharinya adalah 100-150 mg.[20] Dengan
jumlah ini, tubuh sudah mengalami peningkatan aktivitas yang cukup untuk
membuatnya tetap terjaga.[20]
Selama
proses pembutan kopi, banyak kafein yang hilang karena rusak ataupun larut
dalam air perebusan.[20] Di
samping itu, pada beberapa kasus pengurangan kadar kafein justru dilakukan
untuk disesuaikan dengan tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa pahit dari
kopi.] Metode yang umum dipakai untuk hal ini adalah Swiss Water Process.[23]
Prinsip kerjanya adalah dengan menggunakan uap air panas dan uap untuk
mengekstraksi kafein
dari dalam biji kopi. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan pada era ini juga
telah memungkinkan implementasi bioteknologi
dalam proses pengurangan kadar kafein.Cara ini dilakukan dengan menggunakan
senyawa theophylline yang
dilekatkan pada bakteri
untuk menghancurkan struktur kafein.[20]
Kandungan
kafein dalam
kopi memiliki efek yang beragam pada setiap manusia. Beberapa orang akan
mengalami efeknya secara langsung, sedangkan orang lain tidak merasakannya sama
sekali. Hal ini
terkait dengan sifat genetika yang dimiliki masing-masing individu terkait dengan
kemampuan metabolisme
tubuh dalam mencerna kafein.[24]
Metabolisme kafein terjadi dengan bantuan enzim sitokrom
P450 1A2 (CYP1A2).]
Terdapat 2 tipe enzim, yaitu CYP1A2-1 dan CYP1A2-2.[25]
Orang yang memiliki enzim CYP1A2-1 mampu mematabolisme kafein dengan cepat dan
efisien sehingga efek dari kafein dapat dirasakan secara nyata.Enzim CYP1A2-2
memiliki laju metabolisme kafein yang lambat sehingga kebanyakan orang dengan
tipe ini tidak merasakan efek kesehatan dari kafein dan bahkan cenderung
menimbulkan efek yang negatif.
Banyak
isu yang berkembang mengenai efek negatif meminum kopi bagi tubuh, seperti
meningkatnya risiko terkena kanker, diabetes melitus tipe 2, insomnia,
penyakit jantung,
dan kehilangan konsentrasi.[27]
Beberapa penelitian justru menyingkapkan hal sebaliknya. Kandungan kafein yang
terdapat di dalam kopi ternyata mampu menekan pertumbuhan sel kanker secara
bertahap.[27]
Selain itu, kafein mampu menurunkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2
dengan cara menjaga sensitivitas tubuh terhadap insulin.[22]
Kafein dalam kopi juga telah terbukti mampu mencegah penyakit serangan jantung.[27][28] Pada
beberapa kasus, konsumsi kopi juga dapat membuat tubuh tetap terjaga dan
meningkatkan konsentrasi walau tidak signifikan.[28][29] Di
bidang olahraga,
kopi banyak dikonsumsi oleh para atlet sebelum bertanding karena senyawa aktif di dalam kopi
mampu meningkatkan metabolisme energi, terutama untuk memecahkan glikogen (gula cadangan dalam
tubuh).[30]Selain kafein, kopi juga mengandung senyawa antioksidan dalam jumlah yang cukup banyak.[31] Adanya antioksidan dapat membantu tubuh dalam menangkal efek pengrusakan oleh senyawa radikal bebas, seperti kanker, diabetes, dan penurunan respon imun.[28] Beberapa contoh senyawa antioksidan yang terdapat di dalam kopi adalah polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol.[32] Dengan perebusan, aktivitas antioksidan ini dapat ditingkatkan.[31
Permasalahan
Pada materi
diatas telah dijelaskan bahwa Selama
proses pembutan kopi, banyak kafein yang hilang karena rusak ataupun larut
dalam air perebusan.[20] Di
samping itu, pada beberapa kasus pengurangan kadar kafein justru dilakukan
untuk disesuaikan dengan tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa pahit dari
kopi.] Metode yang umum dipakai untuk hal ini adalah Swiss Water Process.[23]
Prinsip kerjanya adalah dengan menggunakan uap air panas dan uap untuk
mengekstraksi kafein
dari dalam biji kopi. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan pada era ini juga
telah memungkinkan implementasi bioteknologi
dalam proses pengurangan kadar kafein.Cara ini dilakukan dengan menggunakan
senyawa theophylline yang
dilekatkan pada bakteri
untuk menghancurkan struktur kafein.[20]
Pertanyaan Apa yang membuat kandungan kafein hilang atau strukturnya rusak ketika dalam air rebusan ?
Kemudian apa yang membedakan kandungan/struktur kafein ketika pembuatannya menggunakan perebusan atau dengan menggunakan uap air panas serta atau menggunakan senyawa theophylline yang dilekatkan pada bakteri ?
baiklah saya akan menjawab pertanyaan yang ketiga,
BalasHapusdalam pembuatan dan pengolahan kopi terdapat metode tambahan yang dinamakan dekafeinasi. dekafenasi merupakan penghilangan kafein dimana proses ini ditujukan untuk mengurangi kadar kafein di dalam kopi agar rasanya tidak terlalu pahit.
Selain itu, dekafeinasi juga digunakan untuk menekan efek samping dari aktivitas kafein di dalam tubuh. Kopi terdekafeinasi sering dikonsumsi oleh pecandu kopi agar tidak terjadi akumulasi kafein yang berlebihan di dalam tubuh. Proses dekafeinasi dapat dilakukan dengan melarutkan kafein dalam senyawa metilen klorida dan etil asetat.
kandungan kafein dapat tehilang atau rusak disebabkan oleh kafein tersebut larut dalam air rebusan lalu teroksidasi.
BalasHapusstruktur kafein dihancurkan untuk mengurangi kadar kafein dalam kopi. hal ini bertujuan untuk mengurangi efek samping dari kafein tersebut agar tidak berbahaya dalam tubuh.
Batas aman konsumsi kafein yang masuk ke dalam tubuh perharinya adalah 100-150 mg.