Bioaktivitas
flavonoid pada Uji Golongan Senyawa Getah Pelepah Pisang Ambon Musa
paradisiaca var. sapientum
Hasil pengujian golongan senyawa pada getah pelepah Pisang
Ambon Musa paradisiaca var. sapientum menunjukkan bahwa sampel
tersebut mengandung tanin, saponin, flavonoid dan fenol (Tabel 4.2). Hasil uji
saponin menunjukkan tinggi busa ± 1,2 cm. Adanya flavonoid sendiri ditunjukkan
dengan terbentuknya warna merah setelah ditambahkan serbuk Mg dan 1 ml HCl
pekat dan 20 tetes amil alkohol lalu dikocok kuat. Sampel getah juga mengandung
senyawa tannin ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru tua dan hitam
kehijauan setelah ditambahkan 2 tetes pereaksi FeCl31%. Kemudian senyawa fenol
juga terdapat dalam sampel getah dengan terbukti perubahan warna hijau setelah
diberi penambahan FeCl3 5%.
Uji Aktivitas Antibakteri
Kandungan
flavonoid pada getah pelepah pisang ternyata sangat efektif untuk menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif. Flavonoid yang bersifat polar sehingga lebih
mudah menembus lapisan peptide glikan yang juga bersifat polar pada bakteri
Gram positif daripada lapisan lipid yang nonpolar. Di samping itu pada dinding
sel gram positif mengandung polisakarida (asam terikoat) merupakan polimer yang
larut dalam air, yang berfungsi sebagai transfor ion positif untuk keluar
masuk. Sifat larut inilah yang menunjukkan bahwa dinding sel Gram positif
bersifat lebih polar. Aktivitas penghambatan getah murni pelepah pisang ambon
pada bakteri Gram positif menyebabkan terganggunya fungsi dinding sel sebagai
pemberi bentuk sel dan melindungi sel dari lisis osmotik. Dengan terganggunya
dinding sel akan menyebabkan lisis pada sel.
Antikuinon
yang terdapat pada getah pelepah pisang tersebut diyakini memiliki antiparasit
dan antimikroba. Dimana senyawa ini digunakan untuk mengobati herpes simpleks
dan penyakit kulit. Penjelasan tersebut juga didukung oleh hasil yang
didapatkan pada pengukuran zona hambat yang mampu dilihat dari besarnya zona
hambatan yang terbentuk pada masing-masing bakteri uji yang digunakan. Bakteri Staphylococcus
aureus yang merupakan bakteri gram positif dengan karekteristiknya antara
lain tidak memiliki endospora, tidak berkapsul dan memiliki dinding bakteri
yang tersusun atas peptidoglikan, memiliki daerah zona hambat
terbesarsedangkan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli
masing-masing termasuk dalam golongan bakteri gram negatif, dimana dinding
sel bakteri Gram negatif tersusun atas lipopolisakarida, memiliki zona hambat
yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Bakteri Staphylococcus aureus.
Perbedaan
ini nyata terlihat dari hasil uji daya hambat antibakteri yang telah dilakukan.
Adanya perbedaan aktivitas yang terjadi disebabkan oleh metabolit sekunder yang
terkandung memiliki efek sinergis yang berbeda tergantung dari sifat dan
morfologi dari bakteri tersebut. Bakteri Staphylococcus aureus termasuk
Gram positif yang dinding selnya tersusun dari peptidoglikan. Lapisan
peptidoglikan bersifat polar sehingga sangat mudah ditembus oleh senyawa yang
bersifat polar sedangkan bakteri Gram negatif (Pseudomonas aeruginosa dan
Escherichia coli) struktur dinding selnya terdiri atas tiga komponen
yaitu lipoprotein (membran terluar yang mengandung molekul protein yang disebut
porin), lipopolisakarida dan lipid serta memiliki peptidoglikan yang tipis. Porin
pada membran terluar dinding sel bakteri Gram negatif tersebut bersifat
hidrofilik. Kemungkinan porin yang terkandung pada pada membran terluar
tersebut menyebabkan molekul-molekul komponen sampel lebih sukar masuk ke dalam
sel bakteri dan 20% membran luar bakteri mengandung lipid sehingga senyawa
metabolit sekunder ini sulit masuk ke dalam membran luar dinding sel, dimana
lipid ini berfungsi untuk mencegah masuknya bahan kimia dari luar. Sementara
senyawa yang terdapat pada getah pelepah pisang Ambon yang diduga mampu
menghambat pertumbuhan bakteri uji lebih banyak yang bersifat polar sehingga
lebih berhasil ketika dilakukan uji terhadap bakteri yang termasuk dalam
golongan bakteri gram positif.
Kemampuan getah pelepah pisang Ambon Musa paradisiaca var
sapientum dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli sebagai agen utama
penyebab infeksi nosokomial, menunjukkan hasil yang baik, dengan demikian getah
pelepah pisang tersebut sangat bermamfaat untuk mengobati infeksi nosokomial.
Permasalahan
pada materi diatas dikatakan bahwa Kandungan flavonoid pada getah pelepah pisang ternyata sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Flavonoid yang bersifat polar sehingga lebih mudah menembus lapisan peptide glikan yang juga bersifat polar pada bakteri Gram positif daripada lapisan lipid yang nonpolar.
pada materi diatas dikatakan bahwa Kandungan flavonoid pada getah pelepah pisang ternyata sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Flavonoid yang bersifat polar sehingga lebih mudah menembus lapisan peptide glikan yang juga bersifat polar pada bakteri Gram positif daripada lapisan lipid yang nonpolar.
pertanyaan : apakah flavonoid itu akan selalu dapat menjadi penghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan bagaimana proses penyerangan flavonoid terhadap peptide glikan padahal peptida glikan ada bersamaan dengan bakteri itu sendiri ?
Saya akan mencoba menjawab permasalahan anda, menurut saya flavonoida itu tidak hanya selalu dapat menjadi penghambat pertumbuhan bakteri Gram positif ,, masih memiliki fungsi lainnya misal salah satunya menghambat pertumbuhan Escherecia Coli (gram negatif),,,
BalasHapussaya aakan menjawab pertanyaan anda no 2
BalasHapusmenurut litertatur yang saya baca penghambatan sintesis dinding sel bakteri yaitu dengan mencegah cross-linking rantai peptida-mucosaccharide. Jika dinding sel tidak disintesis dengan benar, maka air mudah masuk ke dalam sel bakteri yang menyebabkan sel menggembung dan akhirnya meledak/hancur.
Dinding sel bakteri esensial untuk pertumbuhan bakteri. Peptidoglikan merupakan komponen dinding sel bakteri yang heteropolymeric yang menjaga rigiditas dan stabilitas melalui cross-linked struktur rantai. Peptidoglikan terdiri dari rantai peptida cross-linked dengan rantai glikan yang linier dengan dua gugus amino gula (N-acetylglucosamine dan N-acetylmuramic acid, NAG-NAM). Pada bakteri gram+, dinding sel terdiri dari 50-100 molekul peptidoglikan, tapi pada gram– hanya 1-2 molekul.
Biosintesis peptidoglikan melibatkan 30 jenis enzim dalam bakteri dan terjadi melalui 3 tahap: tahap untuk penyerangan flavonoid terhadap peptide glikan adalah tahap 3
tahap penyelesaian cross-link. Tahap ini disempurnakan oleh reaksi transpeptidasi, dikatalis enzim transpeptidase, terjadi pada membran sel bagian luar. Residu glisin terminal pada jembatan pentaglycine diikatkan pada residu keempat (D-alanin) dari pentapeptida "Park nucleotide", melepaskan residu D-alanin yang kelima.
Tahap akhir inilah yang dihambat oleh antibiotik beta-laktam yaitu dengan menghambat aktivitas enzim transpeptidase hingga terjadi hambatan proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan, gangguan pada pertumbuhan dan sintesis dinding sel bakteri terhambat.
terimakasih
jawaban permasalahan kedua, menurut literatur yg saya baca,Biosintesis peptidoglikan melibatkan 30 jenis enzim dalam bakteri dan terjadi melalui 3 tahap: tahap untuk penyerangan flavonoid terhadap peptide glikan adalah tahap 3
BalasHapustahap penyelesaian cross-link. Tahap ini disempurnakan oleh reaksi transpeptidasi, dikatalis enzim transpeptidase, terjadi pada membran sel bagian luar. Residu glisin terminal pada jembatan pentaglycine diikatkan pada residu keempat (D-alanin) dari pentapeptida "Park nucleotide", melepaskan residu D-alanin yang kelima.
Tahap akhir inilah yang dihambat oleh antibiotik beta-laktam yaitu dengan menghambat aktivitas enzim transpeptidase hingga terjadi hambatan proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan, gangguan pada pertumbuhan dan sintesis dinding sel bakteri terhambat.