IDENTIFIKASI SENYAWA
NIKOTIN PADA DAUN TEMBAKAU
Hasil Ekstraksi dari Daun Tembakau
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah daun tembakau kering warna coklat tua yang
telah
dirajang
tipis.
Daun
tembakau
kering
tersebut
diekstraksi
dengan menggunakan
pelarut
metanol. Adapun perlakuannya dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4. Hasil ekstraksi senyawa dari daun tembakau kering.
Sampel
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Hasil
|
Daun Tembakau
kering
|
25 gram daun tembakau
kering
diekstraksi dengan menggunakan metanol
300 mL selama 7 jam
|
Diperoleh larutan keruh
sebanyak 1100 mL dengan
warna coklat tua dan
terdapat endapan melayang
berwarna putih kecoklatan.
|
Hasil
diperoleh dari lapisan atas
yaitu lapisan metanol
berbentuk cair berwarna coklat tua
sebanyak 70 mL
|
Ekstrak dievaporasi
selama 2 jam menggunakan evaporator
|
Larutan menjadi pekat
dengan
volume 125 mL
|
||
Ekstrak diasamkan
dengan H2SO4 2 M sebanyak 25 mL dan diaduk
dengan magnetik stirer
|
Larutan menjadi agak
jernih
dan dites dengan
lakmus
biru, kertas menjadi merah
|
||
Larutan yang terjadi diekstrak dengan
menggunakan kloroform
25 mL sebanyak 3 kali
|
Lapisan atas : Lapisan metanol yang berwarna
coklat tua
Lapisan bawah : Lapisan
organik yang berwarna coklat jernih
|
||
Ektrak dibasakan dengan
NH4OH 2 M bertetes- tetes
|
Larutan menjadi basa
dengan warna kertas lakmus
biru
|
||
Larutan diektrak lagi dengan kloroform 25
mL
sebanyak 3 kali
|
Lapisan atas : lapisan metanol yang berwarna
lebih tua
Lapisan bawah : lapisan
organik yang berwarna lebih jernih
|
Hasil Identifikasi Senyawa dalam Ekstrak Daun Tembakau dengan
Menggunakan Kromatografi Kolom
Nikotin yang diisolasi dari ekstrak daun tembakau dimurnikan dengan
kromatografi kolom. Pada kromatografi
kolom ini, digunakan
silika gel yang bebas air
sebagai fase diamnya dan n heksana, kloroform
dan metanol sebagai
fase gerak (eluen). Hasil dari
kromatografi kolom dapat dilihat
di tabel 5.
Tabel 5. Hasil
kromatografi kolom ekstrak
daun tembakau dengan berbagai eluen
No
botol
|
Eluen
|
Wujud
|
Warna
|
Bau
|
Uji
Dragendrof
|
1-5
|
Heksana
|
Cair
|
Jernih
|
Heksana
|
(-)
|
6-10
|
Heksana
|
Cair
|
Jernih
|
Heksana
|
(-)
|
11-15
|
Kloroform
|
Cair
|
Kekuningan
|
Menyengat
|
(-)
|
16-20
|
Kloroform
|
Cair
|
Kekuningan
|
Menyengat
|
(-)
|
21-25
|
Kloroform:Metanol = 3:17
|
Cair
|
Jernih
|
Menyengat
|
(-)
|
26-30
|
Kloroform:Metanol = 3:17
|
Cair
|
Jernih
|
Menyengat
|
(-)
|
31-35
|
Kloroform:Metanol = 5:5
|
Cair
|
Kekuningan
|
Menyengat
|
(-)
|
36-40
|
Kloroform:Metanol = 5:5
|
Cair
|
Kekuningan
|
Menyengat
|
(-)
|
41-45
|
Kloroform:Metanol = 17:3
|
Cair
|
Coklat muda
|
Metanol
|
(-)
|
46-50
|
Kloroform:Metanol = 17:3
|
Cair
|
Coklat muda
|
Metanol
|
(-)
|
51-55
|
Metanol
|
Cair
|
Coklat tua
|
Tembakau
|
(+)
|
56-60
|
Metanol
|
Cair
|
Coklat tua
|
Tembakau
|
(+)
|
Dari hasil kromatografi
kolom dapat dilihat
bahwa nomor botol 51–60 positip terhadap reagen Dragendroff. Selanjutnya dilakukan analisis lebih
lanjut untuk identifikasi.
Hasil Identifikasi Senyawa dalam Ekstrak Daun Tembakau dengan
Menggunakan KLT
Pada tahap ini hasil dari kromatografi kolom (larutan
yang lebih pekat) yang
sudah diperoleh kemudian diidentifikasi dengan
kromatografi lapis
tipis dengan menggunakan larutan
pengembang metanol. Adapun bercak dari kromatografi lapis
tipis dilihat dengan lampu UV pada
panjang
gelombang 254 nm.
Hasil
uji
KLT
disajikan pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil kromatografi lapis tipis
dengan larutan pengembang metanol
Faksi
|
Jarak pengembang(cm)
|
Jarak Noda (cm)
|
Rf
|
1
|
12
|
0
|
0
|
2
|
12
|
9
|
0,75
|
3
|
12
|
9
|
0,75
|
4
|
12
|
8,9
|
0.74
|
5
|
12
|
9,6
|
0,80
|
6
|
12
|
8,7
|
0,725
|
Dari hasil analisis kromatografi lapis tipis didapat pemisahan hanya satu puncak
tiap sampel maka dapat diartikan
bahwa telah terpisah
sempurna menghasilkan satu
senyawa. Adapun rata–rata Rf 0.75. Analisis
lanjutkan dengan IR, UV, dan GC-MS
D. Hasil Spektrofotometer
Inframerah (IR) dalam
Ekstrak
Daun
Tembakau
Fraksi
Metanol
Spektrofotometer infra merah digunakan untuk
menganalisis gugus
fungsi dari senyawa kimia
yang
terdapat pada daun tembakau dengan pelarut
metanol. Uji
dengan spektrometer infra merah
menghasilkan spektra IR seperti
tampak pada
gambar 8.
Gambar 8. Spektrum infra merah hasil kromatografi
kolom fraksi keenam
Hasil identifikasi ekstrak tembakau fraksi metanol dengan menggunakan
spektrofotometer IR menunjukkan
adanya
serapan
yang
khas
di
daerah
bilangan
gelombang 2950,9 cm-1 dan 2838,0 cm-1 menunjukkan adanya ikatan C – H , pada
bilangan gelombang 1651,0 cm-1 menunjukkan adanya gugus aromatis, pada bilangan gelombang 1458,1 cm-1 menunjukkan adanya gugus –CH3 , pada bilangan gelombang
1396,4 cm-1 menunjukkan adanya gugus amina tersier aromatis, dan pada bilangan gelombang 1018,3 cm-1 menunjukkan adanya amina tersier
alifatis. Adanya serapan pada bilangan gelombang
3398,3
menunjukkan adanya gugus
–OH.
Hal
ini
dikarenakan penggunaan pelarut metanol
pada saat kromatografi kolom.
Hasil Uji dengan Spektrofotometer UV Ekstrak Daun Tembakau
Fraksi
Metanol
Spektrofotometri UV digunakan untuk senyawa organik yang
berhubungan
dengan transisi elektronik pada tingkat–tingkat energi elektron tertentu.
Biasanya
senyawa yang terukur mempunyai
ikatan rangkap terkonjugasi. Nikotin
mempunyai ikatan rangkap
terkonjugasi pada cincin piridinnya. Hasil spektrum UV dari ekstrak daun tembakau dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Spektrum UV-Vis dari ekstrak daun tembakau
Dari gambar
spektrum
di
atas
dapat
dilihat
bahwa
ekstrak
daun
tembakau
mempunyai
panjang
gelombang 206 nm dan 262 nm.
Dari
literatur diperoleh panjang gelombang
maksimum cincin piridin adalah 251 nm (π→π*) dan 270 nm (n→π*) dalam etanol. Perbedaan serapan
maksimum
mungkin
disebabkan
oleh
perbedaan pelarut yang digunakan.
Hasil GC-MS
Ekstrak Daun Tembakau Fraksi Metanol
Kromatogram GC-MS hasil
ekstrak dengan pelarut
metanol, dapat dilihat pada gambar
10.
Gambar 10. Kromatogram GC-MS dari ekstrak daun tembakau
Berdasarkan kromatogram
hasil GC-MS menunjukkan bahwa di dalam ekstrak daun tembakau mengandung
senyawa nikotin yang muncul pada (tR) 9,245 s dengan indeks kemiripan 63
% dan kadar relatif
terhadap sampel 1,88 %. Menurut hasil tersebut senyawa ini mempunyai indeks
kemiripan dengan senyawa
3-(1-metil-2- pirolidinil) piridin. Senyawa ini mempunyai fragmentasi puncak m/e 162,133,119,98,98,84,78,65,42. Setelah dilakukan studi
pustaka,
ternyata
senyawa 3-(1-metil-2-pirolidinil) . piridin merupakan suatu
senyawa alkaloid yang bernama
nikotin.
PERMASALAHAN
Dari gambar spektrum UV di atas dapat dilihat bahwa ekstrak
daun
tembakau
mempunyai
panjang
gelombang 206 nm dan 262 nm.
Dari
literatur diperoleh panjang gelombang
maksimum cincin piridin adalah 251 nm (π→π*) dan 270 nm (n→π*) dalam etanol. Perbedaan serapan
maksimum
mungkin
disebabkan
oleh
perbedaan pelarut yang digunakan.
Pertanyaan
Mengapa pada etanol yang kurang polar dari methanol menghasilkan
panjang gelombang yang lebih besar ?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenurut literatur yg saya baca Mengapa pada etanol yang kurang polar dari methanol menghasilkan panjang gelombang yang lebih besar,tentu saja dengan pelarut yang berbeda akan menghasilkan panjang gelombang yang berbeda,mengapa lebih panjang gelombang etanol dari metanol, itu dikarenakan keberadaan atom hidrogen pada etanol dan metanol berbeda, dimana etanol (C2H50H) Memiliki lebih banyak atom hidrogen dari metanol (CH30H),kita telah mengetahui bahwa bila pelarutnya memiliki keberadaan atom hidrogen banyak(asam) maka panjang gelombang bergeser ke panjang gelombang yg panjang. sekian
Hapusmenurut literatur yang saya baca :
BalasHapuspanjang gelombang maksimum cincin piridin adalah 251 nm (π→π*) dan 270 nm (n→π*) dalam etanol. Oleh karena etanol juga memiliki rantai karbon nonpolar, ia juga larut dalam senyawa nonpolar, meliput kebanyakan minyak atsiri dan banyak perasa, pewarna, dan obat.
Ikatan hidrogen menyebabkan etanol murni sangat higroskopis, sedemikiannya ia akan menyerap air dari udara. Ikatan hidrogen terjadi antara molekul-molekul dimana sebuah atom hidrogen terikat pada salah satu dari unsur yang sangat elektronegatif – fluorin, oksigen atau nitrogen.
Untuk etanol, terdapat ikatan hidrogen antara atom-atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dengan pasangan elektron bebas pada oksigen dalam molekul-molekul lain.Atom-atom hidrogen sedikit bermuatan positif karena elektron-elektron ikatan tertarik menjauh dari hidrogen menuju ke atom-atom oksigen yang sangat elektronegatif. Ikatan-ikatan hidrogen jauh lebih kuat dibanding gaya-gaya tersebut sehingga dibutuhkan lebih banyak energi untuk memisahkan molekul-molekul etanol dibanding untuk memisahkan molekul-molekul nikotin tersebut sehingga energi yang diserap semakin tinggi yang menyebakan panjang gelombangnya semakin besar .
Terimakasih